Rabu, 02 Agustus 2017

Ada apa di balik serangan terhadap Muslim Burma ?? Salah apa kami terhadap kalian || Saudara ku yang seimam Mohon doa untuk saudara-saudara kita :(

LIGAUTAMA, Kekerasan yang terjadi di kota Meiktila, Burma Tengah, menyebabkan kota itu tampak seperti diguncang bencana alam.




Rumah-rumah dan gedung rata dengan tanah dan yang terlihat banyak puing-puing.

Tembok - tembok rumah masih tersisa sangat terlihat lubang-lubang akibat serangan.

Jelas bahwa kerusakan di Meiktila ini akibat kemarahan massa.

Keluarga dan para pemilik toko  yang menepati gedung-gedung itu telah angkat kaki.

Yang masih tampak adalah para pemulung yang mengais barang-barang yang kemungkinan masih bisa diselamatkan.Komunitas Muslim di Burma yang telah tinggal lama di negara itu terhapus. Diluar kota, banyak orang yang berhenti dan memperlihatkan satu tempat yang hangus.

Mayat di siram bensin dan dibakar.

Disinilah tempat paling tidak 20 anak laki Muslim diambil dari madrasah dan dibunuh.

Mayat-mayat mereka disiram dan dibakar. Tulang belulang mereka yang tervakar masih terlihat diantara abu bangunan.
Sekilas, Meiktila tampak tenang dan teratur. Tentara, yang biasanya tidak terlihat pada era baru burma, kembali ke jalan-jalan. Jam malam diterapkan di daerah itu.

Kekerasan di Meiktila mengejutkan para anggota parlemen daerah.

Win Gtein - yang mendekam selama 20 tahun di penjara karena kesetiaan kepada pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi dan Partai Liga Nasional untuk Demokrasi menyaksikan kekerasan itu.

Ia sebelumnya pernah menyaksikan kekerasan namun mengatakan terguncang atas apa yang ia saksikan sebulan lalu.

Saya melihat delapan anak laki dibunuh di depan saya. Saya mencoba menghentikan massa. Saya minta mereka pulang. Namun mereka mengancam saya dan polisi menarik saya, kata Win Htein.

Polisi tidak berbuat apapun, saya tidak tau mengapa. Mungkin karena mereka tidak berpegalaman, mungkin karena mereka tidak tahu perintah apa yang harus mereka keluarkan. Sekitar 30 % penduduk Meiktila adalah muslim. Mereka meninjol dalam bisnis, dan banyak yang memiliki toko.

Saat ini, Sebagai besar dari mereka terpaksa tinggal di kamp-kamp dengan penjagaan ketat polisi. Upaya BBC untuk berbicara dengan para pengungsi dan sejumlah badan Internasional datang berkunjung.
Namun Kondisi di Kam ini sangat Kotor.



APA PENYEBAB KEBENCIAN TERHADAP MUSLIM ?
Kekerasan bermula di toko emas milik seorang Muslim tanggal 20 Maret lalu. Penduduk disekitar mengatakan kepada saya bahwa pasagan muda berkunjung untuk menjual perhiasan. Namun terjadi perdebatan soal harga, yang akhirnya menjadi perkelahian.

Kemudian seorang biksu Buddha diserang. Ia meninggal di rumah sakit kota itu. Berita Insiden ini menyebar dan menyebabkan serangan massa terhadap semua rumah dan toko milik warga Muslim.

Ada sejumlah versi bagaimana kekerasa ini menyebar.

Namun dibalik sengketa ini adalah kekhawatiran dan kebencian terhadap Muslim. Ia terlihat dalam hari-hari terakhir ini di seluruh Burma.

Salah seorang pemicu kekerasan adalah Ashin Wirathu, Biksu di Mandalay yang berusia 45 tahun.

Ia di penjara tahun 2003 karena memicu kekerasan anti Muslim dan dibebaskan tahun lalu sebagai bagian dari amnesti terhadap tahanan.

Ia mengorganisir protes mendukung kelompok Buddha di negara bagian Rakhine, tempat pecahnya sengketa komunal Juni lalu.

Wirathu menerbitkan pidato berisi pesan kebencian.

Kami Buddha Burma terlalu lunak, Kami tidak memiliki jiwa patriotik.

Mereka orang muslim bagus dalam sisi bisnis, mereka menguasai transpostasi konstruksi. Kini mereka akan mulai mengambil alih partai politik kami.

Bila ini terjadi, kami akan berakhir seperti Afghanistan dan Indonesia, kata Wirathu.

Ia menuduh pria muslim berulang kali memperkosa wanita Buddha dengan menggunakan kekayaan mereka untuk menggoda.

Burma memiliki sejarah panjang ketidakpercayaan antara Komunitas. Hal ini terpendam dan muncul sekali-kali saat militer berkuasa.

Namun konflik ini sekarang terbuka dan menyebar dalam iklim kebebasan baru yang membawa Burma ke arah negara yang lebih baik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar